Sabtu, 17 Oktober 2015

PENGEMBANGAN SISTEM


ALDINA PERMATA SARI
40213617 / 3DA01
UNIVERSITAS GUNADARMA


SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Edisi 10
Raymond McLeod, Jr
George P. Schell

PENGEMBANGAN SISTEM
Pendekatan System (System Approach) dikenal sebagai serangkaian langkah-langkah pemecahan masalah yang memastikan bahwa suatu masalah telah dipahami, solusi-solusi alternative telah dipertimbangkan, dan bahwa solusi yang dipilih berhasil.
Pendekatan system terdiri atas tiga fase upaya:
1.      Upaya Persiapan
Langkah 1  :     Melihat Perusahaan Sebagai Suatu Sistem
Langkah 2  :     Mengenal Sistem Lingkungan
Langkah 3  :     Mengidentifikasi Subsistem Perusahaan

2.      Upaya Definisi
Langkah 1  :     Melanjutkan dari Tingkat Sistem ke Tingkat Subsistem
Langkah 2  :     Menganalisis Bagian-bagian Sistem dalam Urut-urutan Tertentu
                        Unsur 1 : Mengevaluasi Standar
                        Unsur 2 : Membandingkan Output Sistem dengan Standar
                        Unsur 3 : Mengevaluasi Manajemen
                        Unsur 4 : Mengevaluasi Prosesor Informasi
                        Unsur 5 : Mengevaluasi Input dan Sumber Daya Input
                        Unsur 6 : Mengevaluasi Proses Transformasi
                        Unsur 7 : Mengevaluasi Sumber Daya Output

3.      Upaya Solusi
Langkah 1  :     Mengevaluasi Solusi-solusi Alternatif
Langkah 2  :     Memilih Solusi yang Terbaik
                        Tiga cara yang dilakukan manajemen:
a.      Analisis
b.      Pertimbangan
c.       Tawar-menawar
Langkah 3  :     Mengimplementasikan Solusi
Langkah 4  :     Menindaklanjuti untuk Memastikan ke Efektifan Solusi




Siklus Hidup Pengembangan Sistem
Siklus Hidup Pengembangan Sistem (Systems Development Life Cycle – SDLC) adalah aplikasi dari pendekatan system bagi pengembangan suatu system informasi.
1.      SDLC TRADISIONAL
SDLC Tradisional sering disebut sebagai Pendekatan Air Terjun (Waterfall Approach) karena mengikuti satu pola yang teratur dan dilaksanakan dengan cara dari atas ke bawah.
Tahapan pekerjaan pengembangan yang perlu dilakukan jika ingin proyek mendapatkan hasil yang besar, yaitu:
a.      Perencanaan
b.      Analisis
c.       Desain
d.      Implementasi
e.      Penggunaan

2.      Prototyping
Prototype adalah satu versi dari sebuah system potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana system akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai. Proses pembuatan prototype ini disebut prototyping.
Jenis-jenis prototyping:
1.      Evolusioner
Jenis ini terus-menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dari system yang baru. Jadi, satu prototype ini akan menjadi system actual.
Berikut adalah langkah membuat prototype evolusioner:
a.      Mengidentifikasikan kebutuhan pengguna
b.      Membuat satu prototype
c.       Menentukan apakah prototype dapat diterima
d.      Menggunakan prototype

2.      Persyaratan
Jenis ini dikembangkan sebagai satu cara untuk mendefinisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari system baru ketika pengguna tidak mampu mengungkapkan dengan jelas apa yang mereka inginkan.
Berikut adalah langkah membuat prototype persyaratan:
a.      Membuat kode system baru
b.      Menguji system baru
c.       Menentukan apakah system yang baru dapat diterima
d.      Membuat system baru menjadi system produksi
Daya Tarik Prototyping
Pengguna menyukai prototyping karena alasan-alasan berikut:
1.      Membaiknya komunikasi antara pengembang dan pengguna
2.      Pengembang dapat melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam memntukan kebutuhan pengguna
3.      Pengguna memainkan peranan yang lebih aktif dalam pengembangan system
4.      Pengembang dan pengguna mengabiskan waktu dan usaha yang lebih sedikit dalam mengembangkan system
5.      Implementasi menjadi jauh lebih mudah karena pengguna tahu apa yang diharapkannya

Kesulitan Prototyping
1.      Terburu-buru dalam menyerahkan prototype dapat menyebabkan diambilnya jalan pintas dalam definisi masalah, evaluasi alternative, dan dokumentasi
2.      Pengguna dapat terlalu gembira dengan prototype yang diberikan
3.      Prototype evolusioner bisa jadi tidak terlalu efisien
4.    Antarmuka computer-manusia yang diberikan oleh beberapa alat prototyping tertentu kemungkinan tidak mencerminkan teknik-teknik desain yang baik


Pengembangan Aplikasi Cepat
Menurut James Martin, Pengembangan Aplikasi Cepat atau Rapid Application Development (RAD) adalah kumpulan strategi , metodologi, dan alat terintegrasi yang terdapat di dalam suatu kerangka kerja yang disebut rekayasa informasi. Rekayasa Informasi (Information Engineering – IE) adalah nama yang diberikan Martin kepada keseluruhan pendekatan pengembangan sistemnya, yang ia perlakukan sebagai suatu aktivitas perusahaan secara menyeluruh.
Unsur-unsur Penting RAD :
a.      Manajemen
b.      Orang
c.       Metodologi
d.      Alat-alat

Pengembangan Berfase
Pengembangan berfase (phased development) adalah suatu pendekatan bagi pengembangan system informasi yang terdiri atas enam tahap, yaitu:
1.      Investigasi Awal
2.      Analisis
3.      Desain
4.      Konstruksi Awal
5.      Konstruksi Akhir
6.      Pengujian dan Pemasangan Sistem

Desain Ulang Proses Bisnis
Proses pengerjaan ulang system disebut dengan istilah rekayasa ulang (re-engineering) atau disebut juga desain ulang proses bisnis (business process redesign – BPR). Sistem-sistem yang hidupnya tidak dapat dipertahankan lagi dengan pemeliharaan biasa disebut juga system warisan (legacy systems).

Rekayasa Terbalik adalah proses menganalisis system yang sudah ada untuk mengidentifikasi unsur-unsur tersebut sekaligus untuk membuat dokumentasi pada tingkat abstraksi yang lebih tinggi daripada yang telah ada saat ini. Tujuan rekayasa terbalik ini adalah untuk dapat lebih memahami sebuah system agar dapat melakukan perubahan dengan cara-cara lain, seperti rekayasa ulang.
Rekayasa Ulang adalah merancang ulang sebuah system seluruhnya dengan tujuan mengubah fungsionalitasnya.

Pemilihan Komponen-komponen BPR
1.      Mutu fungsionalitas adalah ukuran dari apa yang dikerjakan oleh system
2.      Mutu Teknis adalah ukuran dari seberapa baik system tersebut melaksanakannya

Diagram Arus Data
Diagram arus data (data flow diagram – DFD) adalah penyajian grafis dari sebuah system yang mempergunakan empat bentuk symbol untuk mengilustrasikan bagaimana data mengalir melalui proses-proses yang saling tersambung. Simbol-simbol tersebut mencerminkan:
1.      Unsur-unsur Lingkungan
Unsur ini memberikan input data kepada system dan menerima output data dari system.
2.      Proses
Sesuatu yang mengubah input menjadi output
3.      Arus Data
Sekumpulan unsur data yang berhubungan secara logis(mulai dari satu unsur data tunggal hingga satu file atau lebih) yang bergerak dari satu titik atau proses ke titik atau proses yang lain
4.      Penyimpanan Data
Suatu gudang data


Diagram arus meliputi:
1.      Diagram Arus Data Bertingkat
2.      Diagram Konteks
3.      Diagram Nomor N

Kasus Penggunaan
Kasus Penggunaan (use case) adalah suatu uraian naratif dalam bentuk kerangka dari dialog yang terjadi antara system primer dengan system sekunder. Dalam kebanyakan kasus, system primer adalah sebuah program computer, dan system sekunder adalah orang yang berinteraksi dengan program computer.
Terdapat dua format kasus penggunaan, salah satunya berbentuk naratif kontinu dengan nomor yang berurutan untuk masing-masing tindakan, sedangkan format yang lain disebut format ping-pong karena terdiri dari dua naratif dan penomoran yang menunjukkan bagaimana tugas-tugas terjadi bergantian antara system primer dengan sekunder.

Steering Committee SIM
Steering committee SIM menjalankan tiga fungsi utama
1.      Menciptakan kebijakan
2.      Melakukan pengendalian fiscal
3.      Menyelesaikan perselisihan

Manajemen proyek dimulai dengan sebuah rencana, yang ditentukan secara mendetail melalui grafik Gantt dan mungkin dalam format ringkasan melalui diagram jaringan. Secara berkala di sepanjang proyek, pimpinan proyek akan membuat laporan lisan maupun tulisan kepada steering committee SIM, menginformasikan kemajuan, masalah, dan rencana kepada para anggota.
Sebelum manajemen memberikan kata setuju untuk memulai suatu proyek system, mereka biasanya meminta agar biaya proyek diestimasi. Data input digunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan tidak hanya estimasi biaya, melainkan juga detail-detail pendukung seperti bagaimana estimasi dilakukan, asumsi-asumsi, dan bagaimana varians biaya akan dikelola setelah proyek dijalankan.