TUGAS #4
ALDINA
PERMATA SARI
40213617 /
3DA01
ANALISIS
LAPORAN KEUANGAN #
KEPUTUSAN INVESTASI MODAL
Investasi
modal digunakan untuk menjelaskan rencana manajer untuk mengeluarkan dana dalam
jumlah besar untuk membiayai proyek-proyek yang memilliki implikasi jangka
panjang. Investasi tidak hanya mencakup penanaman dana, tetapi pembelian barang
dagangan dan peralatan merupakan investasi. Dalam hal ini, manajer harus secara
hati-hati memilih proyek yang menjanjikan kembailan masa mendatang yang paling besar.
Kepiawaian para manajer untuk membuat keputusan investasi modal merupakan
faktor yang paling penting yang berpengaruh terhadapa perusahaan dalam jangka
panjang.
Perencanaan Investasi
Jenis-jenis Keputusan Investasi Modal
Jenis-jenis
keputusan investasi modal adalah:
1.
Keputusan pengurangan biaya
2.
Keputusan pelunasan pabrik dan fasilitas penggudangan
3.
Keputusan pemilihan mesin
4.
Keputusan untuk membeli atau menyewa
5. Keputusan penggantian peralatan
Keputusan investasi modal
dapat dibagi menjadi 2 kelompok:
1.
Keputusan penyaringan (Screening decision)
Adalah jenis
keputusan yang berkaitan dengan apakah usulan proyek investasi memenuhi standar
yang telah ditetapkan sebelumnya.
2.
Keputusan pemilihan (Preference decision)
Adalah jenis
keputusan yang berkaitan dengan pemilihan beberapa alternative usulan proyek
investasi.
Nilai Waktu Uang
Dalam
pembuatan keputusan investasi modal, perlu digunakan teknik atau pendekatan
yang mengakui nilai waktu uang. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa nilai
satu rupiah pada hari ini lebih besar dbanding dengan nilai satu rupiah pada
tahun yang akan datang. Kondisi ini juga berlaku dalam pemilihan alternative
proyek investasi.
Teknik
investasi modal yang mengakui kedua karakteristik investasi bisnis adalah
teknik yang melibatkan arus kas yang didiskontokan(discounted cash flow), yaitu
arus kas yang dinilai kembali menurut kesetaraan waktu. Dengan penilaian
kembali tesebut, angka-angka rupiah dapat diperbandingkan satu sama lain dan
perusahaan dapat pula mengetahui apakah sebuah usulan proyek investasi memenuhi
standar (criteria) minimum yang telah ditetapkan atau tidak.
Ada
dua pendekatan dalam pendiskontoan arus kas, yaitu:
1.
Metode
Nilai Bersih Sekarang (Net Present Value/NPV)
Dengan
metode NPV, penilaian sebuah usulan investasi dilakukan dengan prosedur sebagai
berikut:
· Seluruh arus kas masuk yang dijanjikan oleh sebuah
proyek investasi dinilai tunaikan.
· Seluruh arus kas keluar selama umur proyek juga
dinilaitunaikan.
· Nilai tunai arus kas masuk dijumlahkan dan nilai tunai
arus kas keluar juga dijumlahkan.
·
Bandingkan nilai uang tunai arus kas masuk dan jumlah
nilai tunai arus kas keluar.
Selisih
antara kedua angka disebut dengan net present value. Angka ini digunakan untuk membuat keputusan menerima
atau menolak sebuah usulan investasi. Jika nilai tunai arus kas masuk lebih
besar dari jumlah nilai tunai arus kas keluar, maka usulan investasi tersebut
diterima, demikian pula sebalikanya, jika jumlah nilai tunai arus kas masuk
lebih kecil dibanding jumlah nilai tunai arus kas keluar, maka usulan investasi
ditolak.
Mengapa
analisis menekankan pada arus kas? Alasan utamanya adalah bahwa laba akuntansi
dihitung berdasarkan konsep accrual yang mengabaikan timing arus masuk dan arus
keluar kas. Meskipun informasi laba bersih sangat bermanfaat bagi keperluan
lain, namun informasi laba bersih tidak digunakan dalam analisis pendiskontoan
arus kas. Dengan demikian, manajer dapat mengabaikan informasi laba bersih dan
lebih berkonsetrasi pada upaya mengidentifikasi arus kas yang berhubungan
dengan sebuah proyek investasi.
Jenis-jenis
arus kas, antara lain:
1.
Arus kas keluar, merupakan investasi awal (termasuk
biaya instalasi), kenaikan modal kerja, reparasi dan pemeliharaan, dan
kenaikkan biaya operasi.
2. Arus kas masuk, merupakan kenaikkan pendapatan,
penurunan biaya, nilai sisa/residu, dan pembebasan modal kerja.
Pemulihan investasi awal. Ketika menghitung nilai tunai sebuah proyek,
depresiasi tidak dikurangkan , karena:
1)
Depresiasi merupakan biaya yang tidak memerlukan
pengeluaran kas saat ini.
2) Metode pendiskontoan arus kas secara otomatis
memberikan kembalian investasi awal, sehingga pengurang depresiasi tidak
diperukan.
Penyederhanaan asumsi. Dalam menggunakan metode arus kas yang didiskontokan,
minimum ada dua asumsi yang disederhanakan, yaitu:
1.
Seluruh arus kas selain investasi awal dianggap
terjadi pada akhir tahun.
2. Seluruh arus kas yang dihasilkan oleh sebuah proyek
investasi segera diinvestasikan kembali.
Pemilihan tingkat bunga (discount rate). Untuk
menggunakan metode NPV, kita harus memilih tingkat kembalian untuk
pendiskontoan arus kas menjadi nilai tunai. Tingkat kembalian yang digunakan
dalam perhitungan biasanya merupakan tingkat bunga umum yang berlaku di pasar.
Umunya mengacu pada biaya modal (cost of capital) perusahaan. Biaya modal
adalah rata-rata tingkat kembalian yang harus dibayarkan oleh perusahaan kepada
kreditur jangka panjang dan para pemegang saham untuk pengguna modal mereka. Yang dimaksud dengan modal terdiri dari modal asing
(utang) dan modal sendiri (modal saham).
3.
Metode
Tingkat Kembalian Internal (Internal Rate Of Return/IIR)
The
time-adjusted rate of return (TARR) atau internal rate of return (IIR) adaah
tingkat bunga yang dijanjikan oleh sebuah proyek investasi selama umur proyek
tersebut. Tingkat bunga ini sering disebut dengan hasil (yield) sebuah proyek
investasi. IIR dihitung dengan mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai
tunai arus kas keluar dan nilai tunai arus kas masuk sebuah proyek. Dengan kata
lain, IIR adalah tingkat bunga yang menghasilkan angka NPV sama dengan nol.
Jadi IIR merupakan true interest yield yang dijanjikan olh sebuah proyek
investasi.
Penggunaan angka Intenal Rate of Return
Tingkat
kembalian minimum adalah tingkat kembalian yang diharapkan dari sebuah proyek
investasi. Apabila angka IIR lebih besar atau sama dengan tingkat kembalian
minimum yang diharapkan, maka usulan sebuah proyek dapat diterima. Jika angka IIR lebih kecil dari tingkat kembalian
minimum, maka usulan investasi ditolak. Angka
yang dijadikan patokan dasar untuk menetapkan tingkat kemalian minimum adalah
biaya modal (cost of capital).
Biaya modal (cost of capital) sebagai alat penyaring
usulan investasi. Jika perusahaan
menggunakan metode IIR, biaya modal digunakan sebagai tarif penghambat (hurdle
rate) yang harus dilewati oleh sebuah proyek investasi agar usulan proyek itu
diterima.
Jika
perusahaan menggunakan metode NPV, maka biaya modal dipakai sebagai tingkat
bunga (discount rate) guna menghitung NPV untuk usulan proyek investasi.
Perbandingan Antara Metode NPV dan Metode IIR
1.
Metode NPV lebih mudah digunakan
2.
Asumsi yang dibangun dalam metode IIR memunculkan
pertanyaan.
Yang
menyebabkan perbedaan antara metode NPV dengan metode IIR adalah (1) metode NPV
menganggap bahwa arus masuk kas akan diinvestasikan kembali pada tingakat
kembalian tertentu, sedangkan metode IIR tingkat kembaliannya sama dengan IIR,
(2) NPV mengukur kemampulabaan dalam angka absolute, sedangkan IIR mengukurnya
dalam angka relative (%).
Capital Rationing
Salah
satu pendekatan yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam melakukan kajian dan
pemilihan proyek-proyek dengan kendala dana untuk menghasilkan nilai maksimum
bagi perusahaan disebut capital rationing, yaitu merupakan pendekatan dalam
pemilihan berbagai alternative proyek investasi apabila perusahaan memiliki
dana terbatas. Dalam pendekatan ini, nilai perusahaan dimaksimumkan dengan
memilih kombinasi proyek yang merayap dana yang tersedia dan memaksimumkan
jumlah NPV.
Proyek independen dan investasi parsial. Untuk memilih proyek investasi yang memaksimumkan
jumlah NPV dapat digunakan indeks NPV apabila 2 kondisi ini terpenuhi, yaitu:
(1) proyek investasi yang dianalisis bukan proyek yang saling meniadakan
(mutually exclusive), dan (2) dimungkinkan investasi parsial. Indeks NPV dapat
dihitung dengan membagi NPV dengan investasi awal.
Indeks NPV =
NPV/Investasi awal
Investasi
yang dapat dipecah (divisible investment), artinya investasi dapat dilakukan
untuk sebagian saja, sedangkan investasi yang tidak dapat dipecah (indivisible
investment), artinya nilai investasinya harus 100%.
Jika
dana yang dimiliki oleh perudahaan tidak terbatas jumlahnya, maka proyek yang
menghasilkan NPV tertinggilah yang akan dipilih dari proyek-proyek yang saling meniadakan.
Namun jika dana yang tersedia terbatas, maka criteria NPV tidak dapat lagi
digunakan karena pemilihan beberapa proyek akan mempengaruhi ketersediaan dana
untuk proyek-proyek lainnya.
Pendekatan Lain Dalam Analisis Investasi Modal
Metode-metode
untuk menganalisis investasi modal antara lain:
1.
Metode Periode Kembalian Investasi (Payback Method)
Periode
kembalian investasi adalah waktu yang diberikan oleh sebuah proyek investasi
untuk menutup investasi mula-mula dengan penerimaan kas yang dihasilkan oleh
investasi tersebut. Metode periode
kembalian investasi memusatkan perhatiannya pada rentang waktu tersebut.
Anggapan dasar metode ini adalah semakin cepat waktu yang diperlukan oleh
sebuah proyek investasi untuk menutup investasi awal, semakin baik proyek
investasi tersebut. Untuk menghitung periode kembalian investasi dapat
menggunakan rumus berikut:
Periode
Kembalian = Investasi Awal/Arus Kas Masuk Bersih Tahunan
Kelebihan metode
periode kembalian investasi:
o
Membantu manajer mengidentifikasi manakah diantara
proposal yang “akan dipertimbangkan” untuk dievaluasi lebih lanjut dengan
menggunakan metode-metode yang lebih akurat.
o
Bermanfaat bagi perusahaan yang baru yang kondisinya
kekurangan kas.
o Bermanfaat
bagi industri yang produknya cepat usang.
2. Metode Tingkat Kembalian Sederhana (Simple Rate Of
Return Method)
Metode
ini merupakan metode yang tidak melibatkan pendiskontoan arus kas masuk, namun
lebih memfokuskan pada laba bersih akuntansi.
Postaudit Terhadap Proyek Investasi Terpilih
Postaudit
sebuah proyek investasi yang terpilih merupakan tindak lanjut setelah sebuah
usulan proyek investasi dipilih dan diterapkan. Tujuannya adalah untuk
mengetahui apakah kinerja proyek investasi yang diharapkan benar-benar dapat
dicapai, selain itu untuk menilai apakah data dan informasi yang digunakan
sebagai bahan pertimbangan membuat keputusan mau memilih alternative proyek
investasi cukup akurat dan menggambarkan kondisi sesugguhnya.
Investasi Modal di Lingkungan Industri Maju
Di
lingkungan industri maju, investasi jangka panjang umumnya berhubunga dengan
otomasi (komputerisasi) pabrik. Sebelum komitmen terhadap otomasi dilakukan,
sebuah perusahaan seharusnya meningkatkan efisiensi penggunaan teknologi yang
sekarang dipakai. Berbagai manfaat dapat diperoleh dari perencanaan rancangan
ulang da penyederhanaan proses manufaktur yang dilakukan sekarang.
Jika
manfaat dari perencanaan ulang dan penyederhanaan telah dicapai, barulah dapat
dilihat secara jelas apakah otomasi dapat menghasikan tambahan biaya.
Lingkungan manufaktur baru menghendaki bahwa perhatian sekarang lebih diarahkan
pada input yang digunakan dalam model pendiskontoan arus kas.
Investasi
dalam system manufaktur biasanya lebih mudah diidentifikasi, karena hamper
semua investasi digunakan untuk pembelian peralatan produksi. Estimasi arus kas
operasi dari investasi dalam peralatan standar umumnya bersandar pada manfaat
wujud yang dapat diidentifikasikan secara jelas, seperti peghematan biaya
tenaga kerja. Di lingkungan manufaktur baru, manfaat tak berwujud dan manfaat
tidak langsung nilainya sangat material dan penting bagi kelayakan sebuah
proyek.
CONTOH KASUS
Contoh
1:
Aloha
Company ingin membeli mesin otomatis yang menggunakan teknologi
komputerisasi terbaru. Pembelian mesin otomatis tersebut memerlukan biaya
sebesar Rp2.400.000,00. Mesin tersebut dianggap memiliki umur ekonomis
selama 5 tahun tanpa adanya nilai residual. Setiap tahunnya, Aloha mengharapkan
pendapatan kas sebesar Rp3.900.000,00 dan pengeluaran kas sebesar Rp
3.000.000,00. Diminta:
komputerisasi terbaru. Pembelian mesin otomatis tersebut memerlukan biaya
sebesar Rp2.400.000,00. Mesin tersebut dianggap memiliki umur ekonomis
selama 5 tahun tanpa adanya nilai residual. Setiap tahunnya, Aloha mengharapkan
pendapatan kas sebesar Rp3.900.000,00 dan pengeluaran kas sebesar Rp
3.000.000,00. Diminta:
a.
Hitunglah payback period untuk mesin otomatis tersebut!
b.
Hitunglah ARR (accounting rate of return) dengan menggunakan (1) investasi
awal dan (2) investasi rata-rata!
awal dan (2) investasi rata-rata!
Jawab:
Arus kas bersih/tahun = arus kas masuk -
arus kas keluar
= Rp3.900.000 - Rp3.000.000
= Rp900.000,00 per tahun
= Rp3.900.000 - Rp3.000.000
= Rp900.000,00 per tahun
a. Payback
period = Rp2.400.000/Rp900.000 per tahun
= 2,67 tahun
= 2 tahun 7 bulan
= 2 tahun 7 bulan
b. Penyusutan
= Rp2.400.000/5 tahun = Rp480.000,00/tahun
Laba bersih = arus kas/tahun -
penyusutan
= Rp900.000 - Rp480.000
= Rp420.000,00
= Rp900.000 - Rp480.000
= Rp420.000,00
(1) ARR (investasi awal) =
Rp420.000/Rp2.400.000 = 17,5%
(2) ARR (investasi rata-rata) =
Rp420.000/(Rp2.400.000/2) = 35%
Contoh 2:
Suatu rencana investasi membutuhkan investasi, mula-mula (akuntansi
diferensial) sebesar Rp. 80.000.000,- diperkira- kan laba tunai setelah pajak
/tahun selama 5 tahun berturut turut yakni : Rp. 23 juta, Rp. 18. Juta, Rp. 21
juta, Rp. 36 juta dan Rp. 25 juta.
Perhitungan pay-back period jika Aliran Kas Masuk Bersih tiap periode tidak
sama :
|
Tahun
|
Laba Tunai
|
Investasi
Yang Ditutup
|
Payback
Period yang Diperlukan
|
|
1
|
Rp. 23 juta
|
Rp. 23 juta
|
1,0
|
|
2
|
Rp. 18 juta
|
Rp. 18 juta
|
1,0
|
|
3
|
Rp. 21 juta
|
Rp. 21 juta
|
1,0
|
|
4
|
Rp. 36 juta
|
Rp. 18 juta
|
0,5
|
|
5
|
Rp. 25 juta
|
-
|
-
|
|
Rp. 80 juta
|
3,5 tahun
|
Kesimpulan : Dalam jangka waktu 3,5 tahun investasi sudah dapat kembali
sebelum masa umum ekonomisnya habis.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar