TUGAS #2
ALDINA
PERMATA SARI
40213617 /
3DA01
ANALISIS
RATIO LAPORAN KEUANGAN #
ANALISIS
RATIO LAPORAN KEUANGAN
Pengertian Analisis rasio keuangan adalah
membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan untuk
mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta menilai kinerja manajemen
dalam suatu periode tertentu.
James C Van Horne dikutip dari kasmir (2008:104) :
definisi rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka
akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya.
Pada umumnya rasio keuangan bermacam-macam tergantung
kepada kepentingan dan penggunaannya, begitu pula perbedaan jenis perusahaan
juga dapat menimbulkan perbedaan rasio-rasionya. Berikut ini adalah bentuk–
bentuk rasio keuangan :
Salah satu
metode yang dapat dilakukan untuk menganalisa laporan keuangan adalah analisis
rasio. Analisis rasio adalah cara analisa dengan menggunakan
perhitungan-perhitungan perbandingan atas data kuantitatif yang ditujukkan
dalam neraca maupun laba rugi. Pada dasarnya perhitungan rasio-rasio keungan
adalah untuk menilai kinerja keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini, dan
kemungkinannya di masa depan.
Jenis-Jenis
Rasio Keuangan
1. Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Menurut Rahardjo (2007 : 104) rasio keuangan
perusahaan diklasifikasikan menjadi lima kelompok, yaitu :
- Rasio Likuiditas (liquidity ratios), yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.
- Rasio Solvabilitas (leverage atau solvency ratios), yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang.
- Rasio Aktivitas (activity ratios), yang menunjukkan tingkat efektifitas penggunaan aktiva atau kekayaan perusahaan.
- Rasio Profitabilitas dan Rentabilitas (profitability ratios), yang menunjukka tingkat imbalan atau perolehan (keuntungan) dibanding penjualan atau aktiva.
- Rasio Investasi (investment ratios), yang menunjukkan rasio investasi dalam surat berharga atau efek,
CONTOH KASUS ANALISIS RATIO LAPORAN
KEUANGAN
A. SOLUSI 1 menggunakan Rasio Likuiditas
Likuiditas
adalah masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban
finansialnya yang segera harus dipenuhi
Current
Ratio
Current Ratio = (Aktiva
Lancar/Kewajiban Lancar) x 100%
|
||
Tahun 2007
|
Tahun 2008
|
Analisa
|
Current
Ratio =
(Rp. 15.027.032/ Rp
7.697.918) x 100% =
1,95%
|
Current
Ratio =
(Rp
17.955.845/ Rp 9.437.259) x 100% = 1,9%
|
Current ratio yang rendah biasanya
dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuidasi, sebaliknya current
ratio yang terlalu tinggi juga kurang bagus, karena menunjukkan banyaknya
dana menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampuan laba
perusahaan. Pada laporan keuangan diatas terjadi penurunan current ratio dari
tahun 2007 ke tahun 2008 sebesar 0,05%.
|
Quick Ratio/Acid Test Ratio
Quick Ratio = ((Aktiva Lancar –
Persediaan)/Kewajiban Lancar)) x 100%
|
||
Tahun 2007
|
Tahun 2008
|
Analisa
|
Quick Ratio =
((Rp.15.027.032-Rp. 11.877.086)/ Rp.7.697.918)) x 100% = 0,40% |
Quick Ratio =
((Rp.17.955.845-Rp.14.016.039)/ Rp.9.437.259)) x 100% = 0,41% |
Semakin
besar quick ratio maka semakin baik pula kondisi perusahaan. Namun apabila
quick ratio memiliki perbandingan 1:1 atau 100% perusahaan tersebut
dianggap kurang baik. Dalam laporan keuangan ini diketahui adanya sedikit
peningkatan quick ratio dari 0,40% menjadi 0,41%. Yang berarti perusahaan
masih dalam keadaan stabil.
|
Cash Ratio
Cash Ratio = (Kas/Kewajiban
Lancar) x 100%
|
|||
Tahun 2007
|
Tahun 2008
|
Analisa
|
|
Cash Ratio =
(Rp. 289.152/ Rp. 7.697.918) x 100% = 0,037% |
Cash Ratio =
(Rp. 411.689/ Rp.9.437.259) x 100% = 0,043% |
Rasio ini
menunjukan kemampuan kas untuk menutupi hutang lancar. Dapat dilihat meningkatnya presentasi cash ratio, yaitu
dari 0,037% menjadi 0,043%
|
|
Working
Capital to Total Assets Ratio
WCTAR =
Aktiva Lancar – Kewajiban Lancar / Jumlah Aktiva
|
|||
Tahun 2007
|
Tahun 2008
|
Analisa
|
|
Working
Capital to Total Assets Ratio =
(15.027.032-7.697.918)/
21.878.013 = 0,33%
|
Working
Capital to Total Assets Ratio =
(Rp 17.955.845- Rp 9.437.259)/ Rp 24.904.022 = 0,34%
|
Likuiditas dari total aktiva dan posisi modal
kerja netto. Setiap Rp 1 assets perusahaan Rp 0,33 untuk tahun 2007 dan 0,34
untuk tahun2008 terdiri dari modal kerja (aktiva lancar)
|
|
B. Solusi 2 menggunakan Rasio Solvabilitas
Solvabilitas, berguna untuk
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya
jika perusahaan tersebut dilikuidasi. Suatu perusahaan dikatakan Solvabel jika
perusahaan itu mempunyai aktiva yang cukup untuk membayar semua
hutang-hutangnya , baik yang jangka panjang maupun jangka pendek. Jika
perusahaan tidak mempunyai cukup aktiva untuk membayar segala hutangnya, maka
perusahaan tersebut dikatakan insolvabel.
Dalam hubungan antara
likuiditas dan solvabilitas ada empat kemungkinan
yang dapat dialami oleh perusahaan yaitu :
a. Perusahaan yang likuid
tetapi insolvable
b. Perusahaan yang
likuid dan solvable
c. Perusahaan yang solvabel
tetapi ilikuid
d. Perusahaan yang
insolvabel dan ilikuid
Tingkat
solvabilitas diukur dengan beberapa rasio, yaitu
:
Total Debt to Equity Ratio
Total Debt Equty Ratio = (Total
Utang/Ekuitas) x 100%
|
||
Tahun 2007
|
Tahun 2008
|
Analisa
|
Perputaran Piutang =
(Rp.8.474.564/ Rp.13.386.776) x 100% = 0,63% |
Perputaran Piutang =
(Rp.10.359.076/ Rp.14.530.132) x 100% = 0,71% |
Bagian setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan
jaminan untuk keseluruhan hutang. dari setiap rupiah modal sendiri menjadi
jaminan hutang.
Rasio di
samping sebesar 0,63 % dan 0,71 % untuk tahun 2007 dan 2008. Maka kurang dari
100% maka dari itu perusahaan tidak perlu takut tidak bisa membayar
hutangnya.
|
Total Debt to Assets Ratio
Total Debt Assets Rasio = (Total
Utang/Total Aktiva) x 100%
|
||
Tahun 2007
|
Tahun 2008
|
Analisa
|
Total Debt to Asset Ratio =
(Rp.8.474.564/ Rp.21.878.013) x 100% = 0,38% |
Total Debt to Asset Ratio =
(Rp.10.359.076/ Rp.20.904.022) x 100% = 0,49% |
Beberapa bagian dari keseluruhan dana yang
dibelanjai dengan utang. Atau Berapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk
menjamin hutang. 38% untuk 2007 dan 49% untuk 2008, dari setiap aktiva
digunakan untuk menjamin utang.
|
C. Solusi 3 menggunakan Rasio Profitabilitas
profitabilitas
suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal
yang menghasilkan laba tersebut. :
Gross Profit Margin ( Margain Laba
Kotor)
GPM = (Laba Kotor/Penjualan
Bersih) x 100%
|
|||
Tahun 2007
|
Tahun 2008
|
Analisa
|
|
GPM =
(Rp.2.485.648/ Rp.13.419.733) x 100% = 0,18% |
GPM =
(Rp.2.427.250/ Rp.15.056.347) x 100% = 0,16% |
Laba Bruto per rupiah penjualan. Setiap Penjualan
menghasilkan laba bruto Rp 0,18 tahun 2007 dan 0,16 tahun 2008..
Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap
kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi/menguntungkan.
|
|
Net Profit Margin ( Margain Laba
Bersih)
(Laba Setelah Pajak/Total Aktiva)
x 100%
|
|||
Tahun 2007
|
Tahun 2008
|
Analisa
|
|
NPM =
(Rp.710.565/ Rp.21.878.013) x 100% = 0,032% |
NPM =
(Rp.891.358/ Rp.24.904.022) x 100% = 0,035% |
Keuntungan netto per rupiah penjualan. setiap rupiah
penjualan menghsilkan keuntungan netto sebesar Rp 0,032 % dan 0,035%
|
|
Earning Power of Total Invesment
EPTI = (Laba Sebelum
Pajak/Ekuitas) x 100%
|
|||
Tahun 2007
|
Tahun 2008
|
Analisa
|
|
EPTI =
(Rp.1.084.495/ Rp.13.386.776) x 100% = 0,08% |
EPTI =
(Rp.1.313.392/ Rp.14.530.132) x 100% = 0,09% |
Kemampuan modal yang di investasikan dalam
keseluruhan Aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor.
Setiap satu rupiah modal yang diinvestasikan menghasilkan keuntungan Rp
0,08 dan Rp 0,09 untuk semua investor.
|
|
Return On
Equity (Pengembalian Atas Equitas)
ROE = (Laba Setelah Pajak/Ekuitas)
x 100%
|
||
Tahun 2007
|
Tahun 2008
|
Analisa
|
ROE =
(Rp.710.565/ Rp.13.386.776) x 100% = 0,3% |
ROE =
(Rp. 891.358/Rp. 14.530.132) x 100% = 0,61% |
Kemampuan
modal sendiri dalam menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham preferen dan
biasa.Setiap rupiah modal sendiri menghasilkan keuntungan netto Rp 0,3% dan 0,61%
yang tersedia bagi pemegang saham preferen dan biasa
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar